BeritaKegiatanPendidikPeserta Didik

PT.Pfizer Indonesia Mengadakan Round Table Discussion Dynastat di Anestesi FK ULM

 Kegiatan RTD Bersama Peserta Didik Anestesi

Banjarmasin – PT. Pfizer Indonesia mengadakan Round Table Discussion Dynastat dengan topik “Acute Postopertave Pain Management and Role of Pain” pada hari Sabtu, (15/05/2023)  yang bertempat di Ruang Kuliah Program Studi Spesialis Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Materi ini di bacakan oleh Dr. dr. Kenanga Marwan Sikumbang, Sp.An-TI, Subsp. N.An (K) sebagai speaker/ pembicara pada kegiatan ini. Beliau memaparkan bahwa banyak penyakit yang dapat menimbulkan rasa nyeri di persarafan, seperti infeksi HIV, herpes, cedera, kanker, diabetes, penyakit autoimun,penekanan akar saraf di tulang belakang, diabetes, kekurangan vitamin B6, B12. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa mati rasa, panas, geli, nyeri seperti tertusuk, seperti sengatan listrik, rangsangan ringan mencetuskan rasa nyeri, kesemutan. Selain akibat kerusakan saraf tepi, kerusakan dan cedera pada otak dan sumsum tulang belakang juga menyebabkan nyeri saraf. Jenis nyeri saraf juga dilihat dari tipe saraf yang terkena.

Definisi nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita akan adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Selain itu, Nyeri akut ditandai dengan kerusakan jaringan sedangkan nyeri kronis tanpa ditandai dengan kerusakan jaringan yang pasti.

Penyampaian Materi dengan Topic “Acute Postopertave Pain Management and Role of Pain”

Seorang dokter anestesi harus memperhatikan rasa nyeri pasiennya. Breakthrough pain adalah Peningkatan rasa sakit yang tiba-tiba yang mungkin terjadi pada pasien yang sudah menderita sakit kronis akibat kanker, radang sendi, fibromyalgia, atau kondisi lainnya. Nyeri biasanya berlangsung untuk waktu yang singkat. Maka seorang dokter anestesi harus dapat memanagemen rasa nyeri pasien tersebut. Pasien di ICU juga menjadi perhatian khusus oleh dokter anestesi, sehingga asupan nutrisi merupakan salah satu hal yg perlu diperhatikan dalam perawatan pasien ICU. Penilaian skala nyeri pada pasien memiliki klasifikasi yang harus di pahami oleh seorang dokter anestesi, hal ini berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien selanjutnya. Konsep multimodal merupakan pemberian obat lebih dari 1 obat dengan menurunkan dosis dan meningkatkan efek anti nyeri untuk pasien. Pada pemberian obat anti nyeri, harus diperhatikan efek jangka panjang dari pengobatan tersebut.

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dapat dibagi menjadi golongan penghambat siklooksigenase 1 (COX-1) seperti aspirin dan indomethacin, serta penghambat COX-2 seperti parecoxib. Penghambat COX-2 dianggap lebih aman dibandingkan OAINS non-selektif yang lebih dominan menghambat COX-1, karena memiliki efek samping gastrointestinal minimal. Namun, beberapa studi melaporkan bahwa COX-2 dapat meningkatkan efek samping kardiovaskular, termasuk infark miokard dan kematian kardiovaskular. COX-1 merupakan isoform konstitutif fisiologis yang mengatur berbagai macam proses seluler, termasuk agregasi platelet, vasodilatasi arteriol aferen ginjal, dan proteksi pada mukosa lambung. Prostaglandin yang diproduksi oleh COX-1 berperan dalam mengatur sekresi mukus dan bikarbonat yang dapat melindungi mukosa lambung.

Sementara itu, COX-2 adalah isoform yang dapat diinduksi oleh kondisi inflamasi dan merupakan sumber mediator inflamasi prostaglandin E2 yang berpengaruh terhadap perlekatan endotel-leukosit dan proliferasi epitel, serta PGI2 melalui jalur asam arakidonat. COX-2 terdapat di dalam otak, ginjal, tulang dan sistem reproduksi wanita. Salah satu obat dengan efek yang sangat efektif adalah parecoxib walaupun memiliki kelemahan dalam aspek harga (syf/pwn).

 

Nama Penulis : Syarif Hidayatullah, S.Pd

Program Studi : Sp-1 Anestesiologi

Nama Editor : dr. Pandji Winata Nurikhwan, M.Pd.Ked

Tanggal Penulisan : 15 Mei 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *